Selasa, 14 Januari 2014

MANAJEMEN dan LEADERSHIP RASULULLAH


Senin, 11 Rabiulawal 1435 / 13 Januari 2014

MANAJEMEN dan LEADERSHIP RASULULLAH
Refleksi atas Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam 1435 Hijriah
Oleh: Ustadz Fathuddin Ja’far
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok pribadi yang paripurna sehingga menjadi teladan utama terbaik bagi umat manusia, khususnya umat Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia untuk meraih kebahagiaan kehodupan akhirat. Keteladanan tersebut bukan hanya dalam sisi tertentu atau beberapa sisi kehidupan, melainkan dalam semua sisi dan lingkup kehidupan; sisi intelektualitas, spiritualitas (keimanan), akhlak, fisik, kesehatan, mentalitas, manajemen, strategi, perencanaan, kemasyarakatan, kenegaraan, negosiasi, kesabaran, leadership (kepemimpinan) dan seterusnya.
Semua sisi tersebut dapat direalisasikan secara sempurna oleh Rasulullah dalam lingkup individu, rumah tangga, masyarakat dan bahkan dalam sebuah negara dan pemerintahan moderen pertama di dunia. Yang lebih mengagumkan lagi ialah pesona kepribadian Muhammad  shallallahu ‘alaihi wasallam yang sempurna itu bukan hanya dirasakan semasa Beliau masih hidup, akan tetapi memancar cahaya dan pengaruhnya setelah Beliau wafat dan sampai akhir zaman dan menjadi keharusan bagi umat Islam untuk meneladaninya. Tidak akan ada lagi manusia teladan terbaik di dunia ini setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sampai dunia ini Allah hancurkan (kiamat). Allah menjelaskan: “Sungguh ada dalam diri Rasulullah keteladanan yang terbaik bagi kalian, yakni bagi orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan berzikir dengan banyak“ (Al-Ahzab : 21).
Seperti yang sudah disinggung sebelumya, manajemen dan leadership Rasulullah adalah bagian hidup yang sangat menarik dan sangat istimewa. Melihat kondisi umat islam yang sedang terpuruk dalam semua sisi kehidupan saat ini, maka sisi mamanjemen dan leadership ini salah satu yang paling dibutuhkan umat Islam. Karena dengan memahami dan menerapkan manajemendan leadership Rasulullah dalam semua lini kehidupan, insya Allah kehidupan kita akan mengalami peningkatan dan perubahan ke arah yang benar seperti yang dialami generasi Sahabat, Tabi’in, Tabi’ittabi’in dan seterusnya.
Untuk membuktikan beatapa dahsyat dan efektifnya manajemen dan leadership Rasulullah dapat kita saksikan pada perubahan besar-besaran yang terjadi dalam bangsa dan negeri-negeri Arab setelah mereka dipimpin Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bangsa Arab sebelum dipimpin Rasulullah adalah bangsa pengekor, terdiri dari beberapa kabilah (susku) yang saling berperang di antara mereka, tunduk kepada kekuatan kerajaan Persia dan kerajaan Romawi, kekacauan terjadi dalam semua lini kehidupan; sejak dari kehidupan pribadi, rumah tangga, masyarakat, akhlak, intelektualitas, spiritualitas dan ekonomi sehingga melahirkan sebuah budaya primitif yang digambarkan Al-Qur’an sebagai sebuah budaya kehidupan jahiliyah.
Setelah dipimpin Rasulullah, bangsa Arab berubah menjadi bangsa pemimpin, yang sebelumnya bermusuhan dan saling berperang menjadi bersaudara, menjadi bangsa yang sangat ditakuti pasukan Persia dan Romawi dan menjadi bangsa yang sangat beradab, berakhlak mulia, hidup teratur, bersih lahir dan batin sehinga melahirkan budaya yang sangat manusiawi, intelek, cerdas, pemberani dan memiliki tanggung jawab sosial yang sangat tinggi. Itulah peradaban Islam yang tiada duanya sepanjang sejarah manusia di atas bumi ini. Peradaban tersebut bertahan sampai sekitar 13 abad lamanya membentang dari Jakarta sampai Maroko, dan bahkan menyeberang sampai ke Spanyol dan Eropa Timur lainnya. Sampai saat ini, aroma dan pengaruh peradaban mulia tersebut masih dapat dirasakan umat manusia sejak dari Timur sampai Barat.
Satu hal yang perlu kita yakini bahwa Rasul Allah yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang negarawan, panglima militer, hakim agung, legislator dan sekaligus kepala rumah tangga dan teman dekat bagi para Sahabat yang sangat mulia. Artinya, kegemilangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bukan masalah manusia biasa, melaikan sudah menjadi kehendak Allah atau domain Rabbani, baik yang bersifat prinsip, jalan atau strategi dan juga tujuan. Sebuah skenario Allah terlihat dengan jelas dalam semua sisi kehidupan Beliau agar dapat dijadikan teladan yang benar dan tepat oleh umatnya di kemudian hari sampai kiamat terjadi.
Beberapa sisi leadership Rasuluillah berikut dapat kita jadikan teladan yang baik :
1.     Sisi Manajemen dan Leadership Rumah Tangga
Kendati  Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah dan pemimpin agung dan tertinggi umat Islam, namun penerapan manajamen dan leadership di rumah tangga Beliau sangatlah unik sehinnga tidak terlihat ngebos (menjadi bos besar) yang setiap saat dan detik wajib dilayani istri dan pelayan yang banyak sebagaimana halnya para pemimpin dunia lainya. Manajemen dan leadership yang beliau terapkan sangatlah sederhana, namun sangat menyentuh sisi kemanusiaan para istri Beliau secara alami (fitrah) sehigga seakan Beliau adalah suami biasa dan tidak terlihat sedikitpun ketinggian, apalagi keangkuhan dalam dirinya.
Beberpa kasus berikut dapat menjelaskan hal tersebut sebagai sebuah fakta kehidupan rumah tangga Rasulullah yang aplikatif, bukan hanya sekedar nilai dan teori-teori kebaikan.
A.  Rasulullah meletakkan bibirnya di tempat yang sama dengan bibir Aisyah dari gelas bekas   Aisyah minum dan meminum sisa air minuman Aisyah. (Riwayat Muslim)
B. Rasullah bersandar di pangkuan Aisyah sedangkan ia sedang haidh. (Riwayat Muslim)
C. Rasulullah meminta Aisyah menyisirkan rambutnya dan memotong kukunya. (Riwayat Muslim)
D. Rasulullah sering menghirup udara malam (piknik) bersama Aisyah di malam hari. (Riwayat Al-Bukhari)
E. Rasulullah tertawa mendengar candaan istrinya. (Riwayat Al-Bukhari)
F. Rasulullah sering membantu istrinya menyiapkan keperluan rumah tangga. (Riwayat Al-Bukhari)
G. Rasulullah sering memberikan hadiah, khususnya daging kurban kepada sahabat-sahabat istrinya (Khadijah) setelah beliau wafat. (Riawayat Al-Bukhari)
H. Rasulullah Sering memuji istrinya dalam hal kelebihan mereka. (Riwayat Al-Bukhari).
I. Rasulullah menyatakan cinta pada istrinya. (Riwayat Muslim).
J. Rasulullah melihat sisi kebaikan dan kelebihan istrinya. (Riwayat Muslim)
K. Rasululullah tidak pernah menceritakan kepada orang lain privasi istrinya. (Riwayat Muslim).
L. Rasulullah sangat memahami perasaan istrinya baik dalam keadaan senang maupun marah. (Riwayat Muslim)
M. Rasulullah senang menerima hadiah dari istrinya (Riwayat Muslim)
N. Rasulullah sabar dan tahan menanggung perilaku istrinya yang kurang berkenan. (Riwayat Muslim)
O. Rasulullah tidak pernah kasar atau memukul istrinya (Riwayat An-Nasa’i)
P. Rasulullah menghibur istrinya dan menghapus air mata istrinya jika Beliau temukan istrinya sedang menangis. (Riawayat An-Nasa’i)
Q. Rasulullah pernah menyuapkan makanan pada istrinya. (Riawayat Al-Bukhari)
R. Rasulullah menghadirkan sendiri keperluan-keperluan istrinya. (Riwayat Al-hakim)
S. Rasulullah percaya pada istrinya. (Riwayat Muslim)
T. Rasulullah sangat pandai berbicara dalam menjaga perasaan istrinya. (Riwayat An-Nasa’i)
U. Rasulullah sangat adil di antara istri-istrinya. (Riwayat At-Tirmizi)
V. Rasulullah sangat menjaga dan memperhatikan istri-istrinya. (Riwayat Bukhari)
W. Rasulullah tetap bergaul seperti biasa (selain hubungan seks langsung) saat istrinya haidh. (Riwayat Bukhari)
X. Rasulullah suka mengajak istrinya musafir dengan melakukan undian di antara mereka. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Y. Rasulullah pernah melakukan lomba lari dengan Aisyah. (Abu Daud)
Z. Rasulullah suka memanggil istrinya dengan nama panggilan/gelar. (Riwayat Ahmad)
AA. Rasulullah suka menuturkan berbagai cerita pada istrinya. (Riwayat Bukhari)
BB. Rasulullah ikut serta dalam kegembiraan istrinya. (Riwayat Bukhari)
CC. Rasulullah tidak pernah menggunakan kata-kata kasar dalam rumah tangga. (Riwayat Ad-Daromi)
DD. Rasulullah menghormati kesukaan istrinya (Adabul Mufrad)
EE. Rasulullah sangat baik pada istri-istrinya. (Riwayat At-Tirmizi)
FF. Rasulullah kalau hendak menggauli istrinya saat pulang dari musafir memberikan kesempatan pada mereka untuk berhias diri. (Riwayat An-Nasa’i)
2.     Sisi Manajemen dan Leadership Kemasyarakatan/Sosial
Demikian pula halnya, kendati Rasulullah sebagai hamba pilihan dan paling mulia sejagad di sisi Allah, dalam pergaulan sehari-hari bersama para sahabat dan masyarakatnya tidak terlihat sedikitpun kesan perbedaan dengan mereka atau ketinggian diri di tengah-tengah mereka. Sebagai manusia, Rasulullah bergaul dengan sahabat dan masyarakat yang hetrogen (berbagai suku dan bangsa) sebagaimana manusia lainnya. Beberapa kasus berikut dapat pula kita jadikan bukti otentik bagaimana Rasulullah bermasyarakat dengan manajemen dan leadership yang sangat fantastik.
A. Saat Rasulullah bersama Sahabat menuju perjalanan ke Badar dalam suatu perjalan perang, jumlah mereka sekitar 1000 orang sedangkan kendraan kuda/onta mereka hanya sekitar 300 ekor, maka Rasulullah membagi setiap satu tunggangan untuk tiga orang sahabat. Lalu berkata : Saya, Ali dan Abu Lubabah satu kendraan. Ketika Rasulullah habis jatah menaiki kendraan tersebut, kedua Sahabat tadi memohon agar Beliau tetap di atas kendraan itu. Lalu Rasuluillah berkata : Tidak wahai Sahabatku. Kalian berdua tidaklah lebih kuat dari aku dan aktu tidak pula orang yang tidak membutuhkan pahala. (Riwayat Imam Ahmad)
B. Dalam suatu perjalan yang lain bersama para Sahabat saat hendak menyiapkan makanan. Ketika itu mereka sepakat memotong seekor kambing. Lalu Rasulullah membagi tugas di antara para Sahabat. Para Sahabatpun berlomba-lomba menawarkan diri untuk berkhidmat pada saudara-saudara mereka. Yang satu berkata : Saya bagian tukang potongnya. Yang lain lagi berkata. Saya yang akan mengulitinya. Yang lain lagi berkata : Saya yang akan memasaknya. Lalu Rasulullah berkata : Saya yang akan mengumpulkan kayu bakarnya. Ketika dikatakan pada Beliau, cukup kami saja yang mengerjakannya wahai Rasulullah, Beliaupun berkata : Saya tahu itu, akan tetapi Allah tidak suka melihat hamba-Nya berbeda dengan teman-temannya.
C. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah yang pertama kali Beliau lakukan adalah membangun Masjid. Lalu Rasulullah memerintahkan para Sahabat untuk membangunnya. Dalam proses pembangunan tersebut terlihat Rasulullah ikut serta dengan kedua tangan Beliau yang mulia. Terlihat Rasulullah sangat bersemangat dan pada waktu yang sama Beliau  memotivasi kaum Muhajirin dan Anshar dengan senandung Beliau yang mengandung nilai yang sangat tinggi dan maulia, “Yaa Allah, sesungguhnya tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali hanya kehidupan akhirat. Sebab itu, tolonglah kamum Anshar dan Muhajirin”. (Ibnu Hisyam)
D. Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui bahwa pasukan kaum Musyrikin Mekkah berkoalisi dengan berbagai Kabilah yang ada di sekitar Madinah dan juga kaum Yaghudi yang tinggal di Madinah untuk menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah, maka Rasulullah bermusyawarah dengan para Sahabat untuk mencari strategi yang terbaik menggagalkan rencana jahat pasukan multinasional kaum kafir tersebut. Lalu Salman Al-Farisi mengusulkan agar membangun parit. Rasulullahpun menerima usulan tersebut dan sebagai mana biasa, Rasulullah memenej sendiri pekerjaan penggalian parit tersebut dan terlibat secara langsung. Sebagaimana kebiasaan Rasuluillah memotivasi para Sahabat sambil bersenandung :” Yaa Allah, tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan akhirat. Sebab itu ampunilah kamum Anshar dan Muhajirin”. Mendengar ungkapan tersebut, para Sahabatpun menjawabnya : Kami adalah kaum telah berbai’at kepada Muhammad untuk berjihad sepanjang hidip.
Dari empat kasus yang dijelaskan di atas, jelas sekali bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berinteraksi sosial dengan para Sahabat dan umatnya dalam berbagai kondisi dan sitausi mengirimkan beberpa pesan yang sangat mulia dan mahal dari sisi manajemen dan leadership yang Beliau terapkan. Beberapa karekteristik manajemen dan leadership tersebut dapat kita tangkap sebagai berikut:
1.    Sifat keikutsertaan dan kebersamaan dalam melakukan suatu program yang Beliau rancang dan tetapkan.
2.    Tawadhu’ atau rendah hati dalam pergaulan dan interaksi dengan para Sahabat dan pengikutnya.
3.    Mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri Beliau.
4.    Sangat piawai dalam bergaul sehingga para Sahabat dan pengikutnya tidak merasa dikelas-duakan, bahkan sama dengan Beliau dalam beramal dan berbuat.
5.    Sangat mencintai para Sahahat dan umatnya seperti Beliau mencintai diri dan keluarganya. Beliau siap capek, sakit dan bahkan bersabung nyawa akibat ancaman kaum kafir demi kasih sayang pada umatnya.
6.    Selalu menjaga penampilan yang bersih dan rapih bahkan wangi agar para Sahabat dan pengikutnya nyaman bergaul dan berdekat-dekat dengan Beliau. Dengan demikian, tidak ada perasaan dan fikiran negatif muncul dari para Sahabat. Yang muncul dari mereka tentang Rasulullah adalah perasaan senang, nyaman dan fikiran positif.
7.    Menempatkan para Sahabat semuanya sama di hadapan Allah. Yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah yang paling baik dan yang paling sempurna taqwanya.                                                                                                      
3. Sisi Manajemen dan Leadership Dakwah
Dalam menyampaikan dakwah Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiada duanya. Betapa tidak, dalam waktu singkat, yakni 23 tahun saja dakwah Islam sudah menggema hampir ke seluruh dunia. Nilai-nilai Islam yang Beliau sampaikan persis sama antara teori dan prakteknya sehingga tidak ada cacat pribadi apalagi cacat ajaran atau nilai yang didakwahkan Beliau kepada manusia.
Keberhasilan Rasulullah dalam berdakwah di antaranya disebabkan manajemen dan leadership yang Beliau terapkan berdasarkan bimbingan Allah Subhanahu Wata’ala. Di antaranya tergambar dalam beberapa kasus berikut :
A. Sebagai leader / pemimpin utama dakwah, beliau menguasai penuh dakwah yang didakwahkan baik teori maupun prakteknya. Sebab itu, Beliau sangat yakin akan kemenangannya seperti yang Beliau katakan pada Khabbab Ibnul Irt saat meminta didoakan agart datang kemenangan dan pertolongan saat di Mekkah. “Demi Allah agama ini pasti menang sehingga orang dapat berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut (keduanya kota di Yaman) berjalan dengan aman, namun kalin kaum yang tergesa-gesa”.
B. Sebagai leader / pemimpin utama dakwah, Beliau memiliki kemampuan yang sangat prima dalam menyampaikan dakwah dan meyakinkan manusia yang didakwahinya kepada ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam dakwah tersebut.
C. Sebagai leader / pemimpin utama dakwah, Beliau mampu mentarbiyah atau membina dan mengorganisasikan serta memenej sumber daya masnusia Muslimnya dalam sebuah organisasi atau jamaah yang efektif dan produktif sesuai dengan potensi pasing-masing anggota jamaah.
D. Sebagai leader/pemimpin, Rasulullah berhasil membangun tsiqah kamilah (percaya penuh) dalam diri para pengikutnya terhadap kepemimpinan Beliau. Faktor yang paling kuat yang melahirkan tsiqah kamilah dalam diri para Sahabat ialah karena pribadi Rasulullah adalah teladan yang sempurna dalam semua sisi kehidupan dan tidak ada paradok (pertentangan) antara teori dan prakteknya dan bahkan Beliau seringkali yang mencontohkan apa yang menjadi pemikiran dan anjurannya.
E. Sebagai leader/pemimpin, Rasulullah mampu mengenal setiap potensi postif yang ada dalam diri para Sahabat, baik potensi imaniyah, khuluqiyyah, fikriyyah dan sebagainya sehinga dikembangkan dan diarahkan sebaik mungkin. Pada waktu yang sama, Beliau juga memahami peninggalan-peninggalan sifat jahiliyah yang ada dalam diri para Sahabat sehingga Beliau menterapinya secara bertahap dan maksimal. Dengan demikian, potensi-potensi positif para Sahabat dan para pengikut Beliau mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus dan pada waktu yang sama, bekas-bekas sifat jahiliyah yang masih tersisa dalam diri mereka dapat hilang secara bertahap sehingga mereka benar-benar menjadi pribadi-pribadi yang bersih. Metode yang diterapkan Rasulullah dalam menterapi para Sahabat terkenal dengan nama “tazkiyatunnafs”.
F. Sebagai leader/pemimpin, Rasulullah mampu mengatasi probelam / masalah yang muncul seketika. Kalau Rasulullah belum yakin pada penyelsainnya, biasanya Beliau diam sampai turun wahyu yang menjelaskan solusi dan inti permasalahanya, seperti “haditsul ifk” (peristiwa tuduhan palsu) terhadap istri Beliau ‘Aisyah berbuat serong dengan Shafwan. Dengan kemampuan tersebut, Rasulullah dapat menjalankan tugas Beliau dengan baik dan maksimal sebagai seorang pemimpin tanpa disbukkan oleh issu atau hal-hal yang tidak perlu.
G. Sebagai seorang leader/pemimpin, Rasulullah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyelsaikan permasalahan-permasalah yang muncul di kalangan para Sahabat dan pengikutnya. Banyangkan, memenej kaum Muhajirin sebagai pendatang di Madinah yang memiliki karakter pedagang, keras dan tegas dengan kamu Anshar sebagai kaum pribumi di Madinah yang kebanyakan mereka hdiup sebagai petani yang lembut, santun dan kadang terkesan lamban, bukanlah perkara mudah. Rasulullah memahami kunci rahasianya, yakni dengan menciptakan persaudaraan Iman (ukhuwwah Imaniyyah) di antara mereka. Kalau iman sudah menjadi dasar ikatan, maka ikatan-ikatan lain seperti nasionalisme, suku, bahasa, warna kulit, status sosial dan sebagainya tidak lagi menjadi dominan dan pegangan seseorang. Karena ikatan iman adalah ikatan hakiki untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
H. Sebagai leader/pemimpin, Raulullah memiliki pandangan yang jauh ke depan (long vision). Long vision ini tentulah berdasarkan risalah Islam itu sendiri yang cakupan waktunya sampai akhir zaman, yakni sampai akhir umur dunia ini. Untuk membuktikan betapa jauhnya pandangan Rasulullah ke depan, beliau melakukan langlah-langlah berikut Pertama, Mentarbiyah dan mengkader para Sahabat dan pengikutnya dengan tarbiyah yag kuat dan sempurna dalam semua sisi diri; sisi imani, fikri (intelektualitas), jasadi, siyasi, jihadi dan iqtishadi persis berdasarkan wahyu yang Allah turunkan pada Beliau, tanpa sedikitpun mendahulukan pandangan-pandangan atau perasaan pribadi, kendati Beliau sangat cerdas dalam segala sisi. “ Dan dia tidak berfikir/berkata kecuali berdasar wahyu yang diwahyukan padanya” (Surah An-Najm : 3 & 4).
Tarbiyah Nabawiyyah inilah yang melahirkan the best generation (khairu Ummah) yang mejadi ulama, da’i dan mujahid-mujahid besar yang di tangan merekalah tersebar Islam ke seluruh penjuru dunia. Tarbiyah yang Rasulullah jalankan ini bukan hanya melahirkan generasi terbaik di zamannya, melain mampu pula mewariskannya dengan baik dan secara kontinu dari satu generasi ke generasi berikutnya selama lebih kurang 13 abad lamanya.
Kedua, Mendirikan sebuah negara yang kuat di Madinah yang dibangun di atas dasar kekuatan Iman, Islam, ukhuwwah imaniyyah, hijrah dan jihad, sumber daya manusia yang sangat berkualitas dan sistem kenegaraan yang sangat moderen mencakup aturan sesama kaum Muslimin, anatar kaum Muslimin dengan penganut agama lain dan hubungan internasional (antara Negera Madinah dan Negara-negara lain yang kuat saat itu) dengan mengirim surat diplomatik Islam kepada para pemimpin yang memiliki pengaruh kuat saat itu. Negara yang dibangun Rasulullah tersebut bukan hanya kuat dalam sisi konseptual, melainkan kuat pula dalam menghadapi seranagan dan upaya-upaya penghancuran yang dilakukan kekuatan-kekuatan dunia saat itu sehingga berfungsi sebagai pelindung masyarakat dan rakyat yang tinggal di dalamnya dan pada waktu yang sama kuat pula dijadikan sebagai munthalaq(base camp) penyebaran risalah Islam ke seluruh dunia. Sampai hari ini kita masih bisa menyaksikan kehebatan dan keisitimewaan kota Madinah yang dibangun Rasulullah tersebut.
Ketiga, Berhasil menanamkan pada para Sahabat dan pra pengikutnya, bahwa di balik risalah Islam yang sangat hak dan adil yang diperjuangkan siang dan malam itu tidak lain adalah jalan menuju kebahagiaan akhirat, yakni ridho dan syurga Allah yang kekal abadi, bukan kepentingan dunia yang tidak seberapa lagi fana. Hasilnya, mereka adalah orang-orang yang berorientasi akhirat dan terlepas dari penyakit “wahn” (cinta dunia dan takut mati”. Sebab itu tidak heran, seberat apapun tantangan dan ujian, sesulit apapun jalan kemenangan Islam dan sebahaya apaun jalan dakwah yang mereka alami, bagi mereka terasa ringan dan menyenangkan. Bahkan saat-saat yang paling sulit sekalipun, yakni saat dikepung musuh, generasi Sahabat Rasulullah, malah menjadikannya momen yang menyenangkan, menambah keimanan, ketakwaan dan tawakkal pada Allh. “yaitu orang-orang berkata kepada mereka, sesungguhnya manusia sedang berkumpul untuk menyerang kalian, maka takutlah kalian. (Peristiwa itu) malah menambah keimanan mereka dan mereka berkata : Cukuplah Allah bagi kami dan Di adalah sebaik-baik tempat menyerahkan diri”. (Surah Ali Imran : 173).
4. Sisi Manajemen Leadership Negara dan Pemerintahan
Tidak diragukan manajemen dan leadrseip/kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam atas negara dan pemerintahannya sangat sempurna dan tidak ada bandingannya dalam sejarah negara dan pemerintahan manapun di dunia.
Ada beberpa karakteristik Negara dan pemerintahan Rasulullah yang membedakanya dengan negara dan pemerintahan yang ada seperti Persia, Romawi dan sebagainya. Di antarnya :
A. Negara dan pemerintahan Rasulullah dibangun atas perintah Allah dengan landasan mentauhidkan Allah sebagai Tuhan Pemcipta alam semesta (Tauhid Rububiyyah), Tuhan yang berhak disembah (Tauhid Uluhiyyah/Ubudiyyah) dan Tuhan yang memeliki nama dan sifat yang amat agung, mulia dan sempurna (Tauhidul Asma’ dan As-Sifat). (As-Syura : 13 – 15)
B. Dalam menjalankan dan mememenej Negara dan pemerintahan, Raslullah berpegang teguh pada wahyu Allah dalam semua aspeknya seperti, aspek hukum, perundang-udangan, keuangan Negara, bisnis, ekonomi, pelayanan sosial, pendidkan, jihad (pertahanan dan keamanan) dan seterusnya. (Al-Maidah : 49 – 50). Dengan demikian, sandaran atau tempat tawakkal Rasulullah hanya Allah terwijud dalam kehidupan nyata.
C.Sebagai pemimpin tertinggi pemerintahan Islam, Rasulullah juga merangkap sebagai panglima perang. (Al-Anfal : 60 – 65)
D. Sebagai kepala Negara, Rasulullah juga sebagai Hakim Agung yang sangat adil dan tak pernah melakukan tebang pilih dalam penegakan hukum, kendati terhadap keluarga terdekat sekalipun. (An-Nisa’ :58 dan 65)
E. Sebagai kepala Negara, Rasulullah juga sebagai legislator dalam batas-batas yang Allah tentukan. (Al-Hasyar : 7) Bahkan Allah menjamin semua yang diucapkan dan diputuskan Rasulullah sudah sudah menjadi hukum dan peraturan dan dianggap sesuai dengan wahyu-Nya. (An-Najm : 2 -5) Jika tidak sesuai, Allah langsung menegur Beliau agar dibatalkan atau disesuaikan dengan wahyu-Nya. (At-Tahrim: 1)
F. Sebagai kepala Negara dan pemerintahan, Rasulullah juga sebagai Da’i (penyeru risalah Islam) utama dalam menyampaikan, mengajarkan, menerapkan dan mendakwahkan ajaran islam kepada umatnya dan kepada semua masnusia tanpa terkecuali, baik Arab maupun Ajam (non Arab). (Al-Ahzab : 45 – 48 dan Saba’ : 28)
G. Dalam praktek manajemen dan leadership Rasulullah dalam Negara dan pemerintahan, Beliau mampu memposisikan diri sebagai ayah, sebagai guru ilmu, sebagai guru ruhy (spiritual) dan sebagai panglima perang. Lengkaplah sudah sisi manajemen dan leadership yang Rasulullah ajarkan dan amalkan sehingga Beliau menjadi sosok keteladanan yang sempurna bagai orang yang mengharapkan syurga Allah dan bertemu dengan-Nya di akhirat kelak. (Al-Ahzab : 21)
Sesungguhnya rahasia keberhasilan manajemen dan leadership Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam dalam semua sisi kehidupan seperti yang dijelaskan di atas merupakan taufiq dan bimbingan Allah Subahanahu Wata’ala. Rasulullah adalah hamba pilihan Allah yang sangat spesial sehingga memiliki sifat-sifat dan kepribadian yang sangat mulian dan sempurna dalam memenej dan memimpin negera dan kehidupan uamatnya. Jika kita ingin sukses dalam menjalankan kehidupan sekarang ini, baik sebagai anggota masyaralat, kepala rumah tangga, pemimpin kelompok/jamaah dakwah dan bahkan pemimpin Negara, kita harus siap mencontoh style manajemen danleadership Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam.
Syekh Yusuf Muhyiddin Fayiz Al-Asthul menjelaskan, tidak kurang dari 22 sifat manajerial dan leadership yang dimiliki Rasulullah. Semua sifat tersebut dapat dilihat dengan jelas melalui berbagai kasus dan kondisi yang dialami Rasulullah selama 23 tahun umur dakwah dan jihad yang Beliau jalankan. Ke 22 sifat tersebut ialah :
1.    Memiliki keinginan dan tekad baja.
2.    Sabar, lapang dada dan kemampuan menghadapi resiko.
3.    Rasa tanggung jawab yang sangat tinggi dan kemampuan memikulnya.
4.    Memiliki visi dan startegi jangka panjang.
5.    Mampu mengendalikan emosi sehingga setiap langkah dan strategi diputuskan dengan tenang, tidak dengan tergesa-gesa.
6.    Mengikatkan para pengikutnya kepada akidah, pemikiran dan prinsip-prinsip Islam, dan bukan kepada pribadi/manusia.
7.    Menjadikan Syura sebagai prinsip utama manajemen dan kepemimpinan.
8.    Fleksibelitas dalam penerapam kepemimpinan dalam hal-hal teknis dan tidak terkait prinsip.
9.    Menguasai dan memahami betul kemampuan setiap pengikut dan prajurutnya.
10. Mampu menyusun job description para prajurut dan Sahabatnya sesuai kapasitas dan kemampuan yang mereka miliki.
11. Terlibat secara langsung melakukan apa yang diperintahkan pada parajurit dan Sahabatnya.
12. Kemampuan menyimpan rahasia dan membuat alibi yang tepat, tanpa melakukan kebohongan.
13. Kemampuan mengenal psikologi musuh dan apa jalan yang tebaik untuk mempengaruhi mereka.
14. Kemampuan melakukan perang saraf.
15. Kemampuan meredam berbagai serangan dan pukulan berat yang datang dari musuh.
16. Tegar dalam prinsip dan mampu memenej masa-masa kritis dan issu negatif yang dimunculkan musuh.
17. Memahami berita dan kondisi politik negara-negara di sekitar serta perkembangannya.
18. Mengajarkan leadership kepada para Sahabat sejak dini.
19. Kemampuan mencetak para leader/qadah dalam berbagai lapangan.
20. Pemaaf dan toleran dalam hal-hal yang bukan prinsip.
21. Tawadhu’ (rendah hati) dan mau mendengarkan dengan baik masukan Sahabat dan prajuritnya sampai yang memebri masukan selesai berbicara.
22. Kemampuan mengontrol dan mengevaluasi.
Demilkianlah 4 sisi manajemen dan leadership/kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam. Tulisan pendek ini tentulah tidak mampu mencerminkan keindahan dan keistimewaan manajemen dan leadership Rasulullah dengan lengkap dan sempurna. Mari kita perlajari siroh Rasulullah secara mendalam agar kita dapat memahami bahwa dalam masa yang tidak terlalu lama, yakni 23 tahun dakwah, Rasulullah berhasil menerapkan semua nilai dan konsep Islam menjadi sebuah realitas kehidupan dalam semua aspeknya. Inilah yang memudahkan generasi-generasi berikutnya untuk meyakini, menerapkan dan mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru alam.
Apa yang dijalankan dan dilakukan Rasulullah bukanlah perkara biasa, melaikan suatu mukjizat yang bermuara dari Kehendak dan Kekuasaan Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam. Sedangkan Beliau tidak lain adalah manusia seperti manusia lainnya. Jika kita ingin mengulangi Mukjizat Robbani tersebut sehingga dapat mengeluarkan uamat Islam yang sedang terperosok ke dalam berbagai jurang kehidupan saat ini, maka tidak lain yang kita lakukan kecuali mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam dan menjadikan Beliau sebagai teladan utama dalam semua sisi kehidupan. Kita tidak perlu mencari teladan lain selain Beliau karena hanya akan menyebabkan kegagalan demi kegagalan sebagaimana yang dialami umat Islam sekitar satu abad belakangan ini. Nilai dan manhaj yang dibawa Rasulullah sudah Allah rancang akan selalu sesuai dengan zaman, sampai dunia ini Allah hancurkan. Allah menjelaskan :
“Sungguh dalam diri Rasulullah itu terdapat keteladan yang yang baik bagi kalian; yakni bagi orang-orang yang berharap (berjumpa) Allah dan akhirat (syurga), dan mengingat Allah dengan banyak. Dan ketika kaum Mukmin melihat pasukan multinasional itu, maka mereka berkata : Ini adalah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan (peristiwa itu) tidak menambah bagi mereka kecuali keimanan dan penyerahan diri secara total (kepada Allah)”. (Surah Al-Ahzab : 21 & 22)
Yaa Rabb… Kami mencintai-Mu dan Rasul-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam, maka anugerahkanlah kepada kami kemampuan untuk menjadikan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam teladan utama dalam menjalankan kehidupan ini agar kami selamat di dunia dan dapat berkumpul bersamanya kelak dalam syurga-Mu.

Tidak ada komentar: