Senin, 27 Februari 2012

BahasA


Habis belajar  mata pelajaran sejarah  kami dijadwalkan belajar fisika dengan Ibu  Ning, tetapi setelah sepuluh menit  berlalu ibu guru fisika kami itu belum juga nonggol di kelas. Beberapa teman kami sudah mulai keluar masuk kelas dan ada yang berdiri di depan pintu masuk sambil melihat-lihat ke arah ruang majelis guru. Melihat ketidaktertiban itu, Bapak Basyir, guru piket hari itu  tiba-tiba muncul dari arah yang tidak kami duga mungkin beliau dari kelas sebelah  dan beliau langsung masuk ke kelas kami. Melihat beliau masuk semua murid pun langsung duduk dengan tertib. 

“Anak-anak semua, Assalamulaikum warah matullahi wa barakatuh”.
“Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh” jawab kami serentak.
“Pada jam pelajaran ini, Bapak sengaja mampir ke kelas kalian karena ingin berbincang-bincang dengan kalian. Lagi pula pada saat ini Bu Ning guru fisika kalian sedang menghadiri pertemuan dengan  pengawas dari kabupaten. Untuk itu, satu jam ke depan Bapak ingin kalian mendengarkan beberapa opini dari Bapak. Apakah kalian setuju?”
“Ya Pak, setuju”, jawab kami. 

Lalu Bapak Basyir menganguk-angguk dan tampak wajahnya makin berseri karena kami begitu antusias untuk mendengar cerita beliau.
Lalu beliau memulai pembicaraannya.
“Anak-anak Bapak yang Bapak sayangi. Kalian datang ke sini adalah dalam satu tujuan, yaitu dalam kerangka menuntut ilmu demi masa depan yang lebih baik dan berkualitas. Nah, dalam menuntut ilmu itu yang amat utama perannya adalah  bahasa. Dari sekian banyak bahasa yang amat penting yang tidak bisa ditawar-tawar untuk menguasainya ada empat, pertama bahasa daerah, yaitu bahasa ibu kita, kedua bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kita, ketiga bahasa Inggris sebagai bahasa sains dan bahasa international, dan keempat bahasa Arab bahasa agama dan bahasa untuk beribadah bagi kita kepada Allah swt. 

Pertama, bahasa daerah harus kita kuasai karena dengan bahasa daerah kita dapat mengetahui dan memahami budaya nenek moyang kita.  Oleh karena itu, pandai berkomunikasi dengan bahasa daerah itu perlu karena dengan pandai berbahasa daerah  seseorang akan mampu mewujudkan aspek kemasyarakatannya secara sosial budaya di daerahnya. Lucu juga nantinya kalau kita seorang anak Minangkabau tetapi tidak pandai berbahasa Minang. Umpamanya, kita sekolah ke Jakarta lalu teman kita bertanya, “Kamu dari daerah mana?” Lalu kita jawab dari Padang. Lalu katanya, “Orang Padang pintar berpantun dong ayo tunjukkan pada kami!” Nah, kalau kamu tidak bisa  kan malu-maluin kan? Makanya, biasakan berbahasa daerah di rumah dengan petatah-petitih dan kalau dapat dengan pantun-pantunnya yang bisa dipelajari dari orang tua kalian. 

Kedua, bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia kalau yang ini sudah harus dikuasai mau tidak mau. Nah, kalau dapat berbahasa Indonesia sampai mahir dalam empat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan  menulis. Hari ini kalian sudah mahir berbicara dengan bahasa Indonesia selajutnya harus terampil membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia.  Berbicara jadi lancar karena latihan terus dan digunakan terus, Bapak yakin kalau kalian rajin menulis dalam bahasa Indonesia kalian juga akan terampil menulis dan nanti menjadi penulis yang baik. Ingat, semua aktivitas sebagai seorang modern tidak akan lepas dari  empat keterampilan itu, dan orang yang hanya bisa bicara akan lebih rendah kadar intelektualnya dibanding orang bisa menulis.  Untuk selanjutnya boleh ditanyakan kepada guru bahasa Indonesia kalian. 

Ketiga, bahasa Inggris  sebagai bahasa internasional dan sekaligus bahasa ilmu pengetahuan mesti dikuasai. Saat ini tidak diragukan lagi bahwa bahasa yang paling banyak dipakai orang diplanet ini adalah bahasa Inggris. Di Eropa, di Amerika, di Autralia, di Afrika, dan di Asia banyak negara yang menjadikan bahasa itu sebagai bahasa negara mereka, dan bahkan bahasa sehari-hari.  Bahasa Inggris sudah tidak asing lagi  bagi mereka dan bahasa ini adalah bahasa dunia, bahasa internasional. 

Kendala yang paling utama bagi rakyat Indonesia dalam pergaulan internasional karena tidak menguasai bahasa Inggris. Sewaktu Bapak kuliah hampir seluruh buku referensi perkuliahan berbahasa Inggris karena ilmu pengtahuan tersedia luas dalam tulisan berbahasa Inggris. Nah, teman-teman  yang tidak menguasai bahasa Inggris amat kerepotan dalam memahami materi perkuliahan. Oleh karena itu, Bapak ingatkan kepada kalian jangan sepelekan bahasa Inggris. Kalian mesti  berusaha keras untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa Inggris itu dan jangan ada lagi dari kalian yang tidak menyokong jika ada teman yang mau berbahasa Inggris dengan kalian.  

Belajar dan berlatihlah dan nanti suatu waktu kita adakan perlombaan pidato dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya. Kalian setuju?
“Ya Pak, kami  setuju sekali, kami akan coba!”

“Baiklah Bapak lanjutkan. 
Yang keempat, bahasa yang harus dikuasai adalah bahasa agama kita, yaitu bahasa Arab. Kitab suci kita diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw.  dalam bahasa Arab. Kita shalat untuk menghambakan diri kepada Allah dengan bahasa Arab. Kita diwajibkan haji  ke Mekah dan di sana saudara-saudara kita berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Jika kita tidak bisa berbahasa Arab maka kita akan asing dengan saudara kita itu dan bahkan dengan agama kita sendiri. 

“Coba pikirkan, bagaimana kita bisa shalat yang khusuk kalau kita tidak mengerti  bacaan dalam shalat. Kita juga tidak akan dapat pemahaman dan petunjuk jika membaca Al-Quran, ya tidak mengerti maknanya. Oleh karena itu, mengerti bahasa Arab amat urgen bagi kita sebagai orang yang beragama. Nah, kalian juga kan  sudah mendengar bahwa nanti di akhirat khabarnya bahasa yang dipakai adalah bahasa Arab? Oleh karena itu, orang-orang yang bisa berbahasa Arab tidak akan rugi di dunia dan di akhirat.”

Jadi, anak-anakku bahasa kalau diumpamakan bagaikan anak kunci yang digunakan untuk membuka gudang ilmu, agama, dan budaya , sedangkan semuanya itu diikat dan dikembangkan pula dengan bahasa.  Tanpa menguasai bahasa, kita tidak bisa membuka gudang ilmu, agama, dan budaya, lalu tidak bisa melepaskan ikatannya, dan tidak bisa mengembangkannya dan menguasainya. Bahasa dan ilmu bagai  satu benda dengan dua sisi seperti mata uang,  di satu sisinya bahasa dan di sisi lainnya ilmu.  Tanpa menguasai bahasa maka susah menguasai ilmu. 



Kalian tentu bisa membayangkan, entah bagaimamana jadinya jika kita tidak bisa berbahasa Indonesia hari ini tentu kita tidak bisa belajar dan mengajar ilmu.  Begitu juga dengan bahasa yang kita bicarakan tadi. Mari kita tingkatkan kegairahan kita belajar bahasa apapun karena hampir semua kebutuhan dan kegiatan kehidupan kita komunikasikan dengan bahasa.  

O ya, perlu dicamkan tanpa ilmu derajat seorang tidak bisa ditingkatkan, bahkan suatu negeri yang tidak mengahargai ilmu tidak akan maju-maju. Ingatlah anak-anakku, kalau negeri ini mau maju  bersama kalian, ilmu harus dikuasai dan kuncinya adalah bahasa. Bapak senang mendengar di kota-kota sudah ada sekolah bertaraf internasional (SBI) yang menggunakan bilingual atau multibahasa. Ini menunjukkan kemajuan yang menggembirakan bagi bangsa kita ke depan. Mudah-mudahan sekolah kita suatu waktu juga demikian. Berdoalah untuk itu.

  
O ya, bel istirahat  sudah berbunyi, lain kali kita sambung dalam bentuk diskusi yang lebih hangat. Selamat istirahat anak-anak. Assalamulaikum warah matullahi wa barakatuh”.

Teman-teman sudah mulai keluar dan aku masih tercenung setelah mendapat pencerahan Bapak Basyir. Benar juga katanya, Aku telah menguasai bahasa daerah tapi belum pandai berpantun dan berpetatah petitih, aku telah menguasai bahasa Indonesia tapi aku belum pernah menulis cerita dalam bahasa Indonesia apalagi dalam media massa, aku belum bisa bercakap-cakap dalam bahasa Inggris ketika bule lewat di depan rumahku meskipun ia sering senyum padaku, aku tak berani menyapanya. Aku ya belum paham bahasa Arab yang dengannya aku shalat untuk menyembah Tuhan semesta alam.  Aku hanya membaca tapi aku tidak memahami.  Ya, insyalah aku akan belajar lebih keras tentang bahasa-bahasa itu, dan berlatih dimanapun ada kesempatan. 

Aku ingat pula pesan Bu Salma guru bahasa Inggrisku, katanya unit penting dari bahasa adalah kata, dengan kata-kata di susun kalimat, maka orang yang bisa membuat kalimat adalah orang yang menguasai kata-kata. Inti belajar bahasa ya menguasai kosa kata dan latihan, ya kan?  



Thank berat Pak Basyir. Thank setinggi-tinnginya buat semua guruku. Semoga Allah membuatkan rumah untukmu di surga. Aamiiin.

Tidak ada komentar: