Senin, 11 Rabiulawal
1435 / 13 Januari 2014
MANAJEMEN dan LEADERSHIP RASULULLAH
Refleksi atas Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam 1435 Hijriah
Oleh: Ustadz Fathuddin Ja’far
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok pribadi yang paripurna sehingga
menjadi teladan utama terbaik bagi umat manusia, khususnya umat Islam dalam
menjalankan kehidupan di dunia untuk meraih kebahagiaan kehodupan akhirat.
Keteladanan tersebut bukan hanya dalam sisi tertentu atau beberapa sisi
kehidupan, melainkan dalam semua sisi dan lingkup kehidupan; sisi
intelektualitas, spiritualitas (keimanan), akhlak, fisik, kesehatan,
mentalitas, manajemen, strategi, perencanaan, kemasyarakatan, kenegaraan,
negosiasi, kesabaran, leadership (kepemimpinan) dan seterusnya.
Semua sisi tersebut
dapat direalisasikan secara sempurna oleh Rasulullah dalam lingkup individu,
rumah tangga, masyarakat dan bahkan dalam sebuah negara dan pemerintahan
moderen pertama di dunia. Yang lebih mengagumkan lagi ialah pesona kepribadian
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang sempurna itu bukan hanya dirasakan semasa
Beliau masih hidup, akan tetapi memancar cahaya dan pengaruhnya setelah Beliau
wafat dan sampai akhir zaman dan menjadi keharusan bagi umat Islam untuk
meneladaninya. Tidak akan ada lagi manusia teladan terbaik di dunia ini setelah
Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam sampai dunia ini Allah
hancurkan (kiamat). Allah menjelaskan: “Sungguh ada dalam diri Rasulullah
keteladanan yang terbaik bagi kalian, yakni bagi orang yang mengharapkan
pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan berzikir dengan banyak“ (Al-Ahzab :
21).
Seperti yang sudah
disinggung sebelumya, manajemen dan leadership Rasulullah adalah bagian hidup yang sangat
menarik dan sangat istimewa. Melihat kondisi umat islam yang sedang terpuruk
dalam semua sisi kehidupan saat ini, maka sisi mamanjemen dan leadership ini
salah satu yang paling dibutuhkan umat Islam. Karena dengan memahami dan
menerapkan manajemendan leadership Rasulullah dalam semua lini kehidupan, insya
Allah kehidupan kita akan mengalami peningkatan dan perubahan ke arah yang
benar seperti yang dialami generasi Sahabat, Tabi’in, Tabi’ittabi’in dan
seterusnya.
Untuk membuktikan
beatapa dahsyat dan efektifnya manajemen dan leadership Rasulullah dapat kita saksikan pada perubahan
besar-besaran yang terjadi dalam bangsa dan negeri-negeri Arab setelah mereka
dipimpin Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bangsa Arab sebelum
dipimpin Rasulullah adalah bangsa pengekor, terdiri dari beberapa kabilah
(susku) yang saling berperang di antara mereka, tunduk kepada kekuatan kerajaan
Persia dan kerajaan Romawi, kekacauan terjadi dalam semua lini kehidupan; sejak
dari kehidupan pribadi, rumah tangga, masyarakat, akhlak, intelektualitas, spiritualitas
dan ekonomi sehingga melahirkan sebuah budaya primitif yang digambarkan
Al-Qur’an sebagai sebuah budaya kehidupan jahiliyah.
Setelah dipimpin
Rasulullah, bangsa Arab berubah menjadi bangsa pemimpin, yang sebelumnya
bermusuhan dan saling berperang menjadi bersaudara, menjadi bangsa yang sangat
ditakuti pasukan Persia dan Romawi dan menjadi bangsa yang sangat beradab,
berakhlak mulia, hidup teratur, bersih lahir dan batin sehinga melahirkan
budaya yang sangat manusiawi, intelek, cerdas, pemberani dan memiliki tanggung
jawab sosial yang sangat tinggi. Itulah peradaban Islam yang tiada duanya
sepanjang sejarah manusia di atas bumi ini. Peradaban tersebut bertahan sampai
sekitar 13 abad lamanya membentang dari Jakarta sampai Maroko, dan bahkan menyeberang
sampai ke Spanyol dan Eropa Timur lainnya. Sampai saat ini, aroma dan pengaruh
peradaban mulia tersebut masih dapat dirasakan umat manusia sejak dari Timur
sampai Barat.
Satu hal yang perlu
kita yakini bahwa Rasul Allah yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang negarawan, panglima militer,
hakim agung, legislator dan sekaligus kepala rumah tangga dan teman dekat bagi
para Sahabat yang sangat mulia. Artinya, kegemilangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bukan masalah manusia biasa, melaikan sudah
menjadi kehendak Allah atau domain Rabbani, baik yang bersifat prinsip, jalan
atau strategi dan juga tujuan. Sebuah skenario Allah terlihat dengan jelas
dalam semua sisi kehidupan Beliau agar dapat dijadikan teladan yang benar dan
tepat oleh umatnya di kemudian hari sampai kiamat terjadi.
Beberapa sisi leadership Rasuluillah berikut dapat kita jadikan teladan
yang baik :
1. Sisi Manajemen dan Leadership Rumah Tangga
Kendati Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah dan pemimpin
agung dan tertinggi umat Islam, namun penerapan manajamen dan leadership di
rumah tangga Beliau sangatlah unik sehinnga tidak terlihat ngebos (menjadi bos
besar) yang setiap saat dan detik wajib dilayani istri dan pelayan yang banyak
sebagaimana halnya para pemimpin dunia lainya. Manajemen dan leadership yang beliau terapkan sangatlah sederhana,
namun sangat menyentuh sisi kemanusiaan para istri Beliau secara alami (fitrah)
sehigga seakan Beliau adalah suami biasa dan tidak terlihat sedikitpun
ketinggian, apalagi keangkuhan dalam dirinya.
Beberpa kasus berikut
dapat menjelaskan hal tersebut sebagai sebuah fakta kehidupan rumah tangga
Rasulullah yang aplikatif, bukan hanya sekedar nilai dan teori-teori kebaikan.
A. Rasulullah
meletakkan bibirnya di tempat yang sama dengan bibir Aisyah dari gelas bekas Aisyah minum dan meminum sisa air minuman
Aisyah. (Riwayat Muslim)
B. Rasullah bersandar di pangkuan Aisyah
sedangkan ia sedang haidh. (Riwayat Muslim)
C. Rasulullah meminta Aisyah menyisirkan
rambutnya dan memotong kukunya. (Riwayat Muslim)
D. Rasulullah sering menghirup udara malam
(piknik) bersama Aisyah di malam hari. (Riwayat Al-Bukhari)
E. Rasulullah tertawa mendengar candaan
istrinya. (Riwayat Al-Bukhari)
F. Rasulullah sering membantu istrinya
menyiapkan keperluan rumah tangga. (Riwayat Al-Bukhari)
G. Rasulullah sering memberikan hadiah,
khususnya daging kurban kepada sahabat-sahabat istrinya (Khadijah) setelah
beliau wafat. (Riawayat Al-Bukhari)
H. Rasulullah Sering memuji istrinya dalam hal
kelebihan mereka. (Riwayat Al-Bukhari).
I. Rasulullah menyatakan cinta pada
istrinya. (Riwayat Muslim).
J. Rasulullah melihat sisi kebaikan dan
kelebihan istrinya. (Riwayat Muslim)
K. Rasululullah tidak pernah menceritakan
kepada orang lain privasi istrinya. (Riwayat Muslim).
L. Rasulullah sangat memahami perasaan
istrinya baik dalam keadaan senang maupun marah. (Riwayat Muslim)
M. Rasulullah senang menerima hadiah dari
istrinya (Riwayat Muslim)
N. Rasulullah sabar dan tahan menanggung
perilaku istrinya yang kurang berkenan. (Riwayat Muslim)
O. Rasulullah tidak pernah kasar atau memukul
istrinya (Riwayat An-Nasa’i)
P. Rasulullah menghibur istrinya dan menghapus
air mata istrinya jika Beliau temukan istrinya sedang menangis. (Riawayat
An-Nasa’i)
Q. Rasulullah pernah menyuapkan makanan pada
istrinya. (Riawayat Al-Bukhari)
R. Rasulullah menghadirkan sendiri
keperluan-keperluan istrinya. (Riwayat Al-hakim)
S. Rasulullah percaya pada istrinya. (Riwayat
Muslim)
T. Rasulullah sangat pandai berbicara dalam
menjaga perasaan istrinya. (Riwayat An-Nasa’i)
U. Rasulullah sangat adil di antara
istri-istrinya. (Riwayat At-Tirmizi)
V. Rasulullah sangat menjaga dan memperhatikan
istri-istrinya. (Riwayat Bukhari)
W. Rasulullah tetap bergaul seperti biasa
(selain hubungan seks langsung) saat istrinya haidh. (Riwayat Bukhari)
X. Rasulullah suka mengajak istrinya musafir
dengan melakukan undian di antara mereka. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Y. Rasulullah pernah melakukan lomba lari
dengan Aisyah. (Abu Daud)
Z. Rasulullah suka memanggil istrinya dengan nama
panggilan/gelar. (Riwayat Ahmad)
AA. Rasulullah suka menuturkan berbagai cerita
pada istrinya. (Riwayat Bukhari)
BB. Rasulullah ikut serta dalam kegembiraan
istrinya. (Riwayat Bukhari)
CC. Rasulullah tidak pernah menggunakan
kata-kata kasar dalam rumah tangga. (Riwayat Ad-Daromi)
DD. Rasulullah menghormati kesukaan istrinya
(Adabul Mufrad)
EE. Rasulullah sangat baik pada
istri-istrinya. (Riwayat At-Tirmizi)
FF. Rasulullah kalau hendak menggauli istrinya
saat pulang dari musafir memberikan kesempatan pada mereka untuk berhias diri.
(Riwayat An-Nasa’i)
2. Sisi Manajemen dan Leadership
Kemasyarakatan/Sosial
Demikian pula halnya,
kendati Rasulullah sebagai hamba pilihan dan paling mulia sejagad di sisi
Allah, dalam pergaulan sehari-hari bersama para sahabat dan masyarakatnya tidak
terlihat sedikitpun kesan perbedaan dengan mereka atau ketinggian diri di
tengah-tengah mereka. Sebagai manusia, Rasulullah bergaul dengan sahabat dan
masyarakat yang hetrogen (berbagai suku dan bangsa) sebagaimana manusia lainnya.
Beberapa kasus berikut dapat pula kita jadikan bukti otentik bagaimana
Rasulullah bermasyarakat dengan manajemen dan leadership yang sangat fantastik.
A. Saat Rasulullah
bersama Sahabat menuju perjalanan ke Badar dalam suatu perjalan perang, jumlah
mereka sekitar 1000 orang sedangkan kendraan kuda/onta mereka hanya sekitar 300
ekor, maka Rasulullah membagi setiap satu tunggangan untuk tiga orang sahabat.
Lalu berkata : Saya, Ali dan Abu Lubabah satu kendraan. Ketika Rasulullah habis
jatah menaiki kendraan tersebut, kedua Sahabat tadi memohon agar Beliau tetap
di atas kendraan itu. Lalu Rasuluillah berkata : Tidak wahai Sahabatku. Kalian
berdua tidaklah lebih kuat dari aku dan aktu tidak pula orang yang tidak
membutuhkan pahala. (Riwayat Imam Ahmad)
B. Dalam suatu
perjalan yang lain bersama para Sahabat saat hendak menyiapkan makanan. Ketika
itu mereka sepakat memotong seekor kambing. Lalu Rasulullah membagi tugas di
antara para Sahabat. Para Sahabatpun berlomba-lomba menawarkan diri untuk
berkhidmat pada saudara-saudara mereka. Yang satu berkata : Saya bagian tukang
potongnya. Yang lain lagi berkata. Saya yang akan mengulitinya. Yang lain lagi
berkata : Saya yang akan memasaknya. Lalu Rasulullah berkata : Saya yang akan
mengumpulkan kayu bakarnya. Ketika dikatakan pada Beliau, cukup kami saja yang
mengerjakannya wahai Rasulullah, Beliaupun berkata : Saya tahu itu, akan tetapi
Allah tidak suka melihat hamba-Nya berbeda dengan teman-temannya.
C. Ketika Rasulullah
hijrah ke Madinah yang pertama kali Beliau lakukan adalah membangun Masjid.
Lalu Rasulullah memerintahkan para Sahabat untuk membangunnya. Dalam proses
pembangunan tersebut terlihat Rasulullah ikut serta dengan kedua tangan Beliau
yang mulia. Terlihat Rasulullah sangat bersemangat dan pada waktu yang sama
Beliau memotivasi kaum Muhajirin dan Anshar dengan senandung Beliau yang
mengandung nilai yang sangat tinggi dan maulia, “Yaa Allah, sesungguhnya tidak
ada kehidupan yang hakiki kecuali hanya kehidupan akhirat. Sebab itu, tolonglah
kamum Anshar dan Muhajirin”. (Ibnu Hisyam)
D. Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui bahwa pasukan kaum Musyrikin Mekkah
berkoalisi dengan berbagai Kabilah yang ada di sekitar Madinah dan juga kaum
Yaghudi yang tinggal di Madinah untuk menyerang Rasulullah dan kaum Muslimin di
Madinah, maka Rasulullah bermusyawarah dengan para Sahabat untuk mencari
strategi yang terbaik menggagalkan rencana jahat pasukan multinasional kaum
kafir tersebut. Lalu Salman Al-Farisi mengusulkan agar membangun parit.
Rasulullahpun menerima usulan tersebut dan sebagai mana biasa, Rasulullah
memenej sendiri pekerjaan penggalian parit tersebut dan terlibat secara
langsung. Sebagaimana kebiasaan Rasuluillah memotivasi para Sahabat sambil
bersenandung :” Yaa Allah, tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan
akhirat. Sebab itu ampunilah kamum Anshar dan Muhajirin”. Mendengar ungkapan
tersebut, para Sahabatpun menjawabnya : Kami adalah kaum telah berbai’at kepada
Muhammad untuk berjihad sepanjang hidip.
Dari empat kasus yang
dijelaskan di atas, jelas sekali bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berinteraksi sosial dengan para Sahabat
dan umatnya dalam berbagai kondisi dan sitausi mengirimkan beberpa pesan yang
sangat mulia dan mahal dari sisi manajemen dan leadership yang Beliau terapkan. Beberapa karekteristik
manajemen dan leadership tersebut dapat kita tangkap sebagai berikut:
1. Sifat keikutsertaan dan kebersamaan dalam
melakukan suatu program yang Beliau rancang dan tetapkan.
2. Tawadhu’ atau rendah hati dalam pergaulan dan
interaksi dengan para Sahabat dan pengikutnya.
3. Mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang
kepentingan diri Beliau.
4. Sangat piawai dalam bergaul sehingga para
Sahabat dan pengikutnya tidak merasa dikelas-duakan, bahkan sama dengan Beliau
dalam beramal dan berbuat.
5. Sangat mencintai para Sahahat dan umatnya
seperti Beliau mencintai diri dan keluarganya. Beliau siap capek, sakit dan
bahkan bersabung nyawa akibat ancaman kaum kafir demi kasih sayang pada
umatnya.
6. Selalu menjaga penampilan yang bersih dan
rapih bahkan wangi agar para Sahabat dan pengikutnya nyaman bergaul dan berdekat-dekat
dengan Beliau. Dengan demikian, tidak ada perasaan dan fikiran negatif muncul
dari para Sahabat. Yang muncul dari mereka tentang Rasulullah adalah perasaan
senang, nyaman dan fikiran positif.
7. Menempatkan para Sahabat semuanya sama di
hadapan Allah. Yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah yang
paling baik dan yang paling sempurna taqwanya.
3.
Sisi Manajemen dan Leadership Dakwah
Dalam menyampaikan
dakwah Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam tiada duanya. Betapa
tidak, dalam waktu singkat, yakni 23 tahun saja dakwah Islam sudah menggema
hampir ke seluruh dunia. Nilai-nilai Islam yang Beliau sampaikan persis sama
antara teori dan prakteknya sehingga tidak ada cacat pribadi apalagi cacat
ajaran atau nilai yang didakwahkan Beliau kepada manusia.
Keberhasilan
Rasulullah dalam berdakwah di antaranya disebabkan manajemen dan leadership yang Beliau terapkan berdasarkan bimbingan Allah
Subhanahu Wata’ala. Di antaranya tergambar dalam beberapa kasus berikut :
A. Sebagai leader / pemimpin utama dakwah, beliau menguasai
penuh dakwah yang didakwahkan baik teori maupun prakteknya. Sebab itu, Beliau
sangat yakin akan kemenangannya seperti yang Beliau katakan pada Khabbab Ibnul
Irt saat meminta didoakan agart datang kemenangan dan pertolongan saat di
Mekkah. “Demi Allah agama ini pasti menang sehingga orang dapat berjalan dari
Shan’a ke Hadhramaut (keduanya kota di Yaman) berjalan dengan aman, namun kalin
kaum yang tergesa-gesa”.
B. Sebagai leader / pemimpin utama dakwah, Beliau memiliki
kemampuan yang sangat prima dalam menyampaikan dakwah dan meyakinkan manusia
yang didakwahinya kepada ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam dakwah tersebut.
C. Sebagai leader / pemimpin utama dakwah, Beliau mampu
mentarbiyah atau membina dan mengorganisasikan serta memenej sumber daya
masnusia Muslimnya dalam sebuah organisasi atau jamaah yang efektif dan
produktif sesuai dengan potensi pasing-masing anggota jamaah.
D. Sebagai
leader/pemimpin, Rasulullah berhasil membangun tsiqah kamilah (percaya penuh) dalam diri para pengikutnya
terhadap kepemimpinan Beliau. Faktor yang paling kuat yang melahirkan tsiqah kamilah dalam diri para Sahabat ialah karena pribadi
Rasulullah adalah teladan yang sempurna dalam semua sisi kehidupan dan tidak
ada paradok (pertentangan) antara teori dan prakteknya dan bahkan Beliau
seringkali yang mencontohkan apa yang menjadi pemikiran dan anjurannya.
E. Sebagai
leader/pemimpin, Rasulullah mampu mengenal setiap potensi postif yang ada dalam
diri para Sahabat, baik potensi imaniyah, khuluqiyyah, fikriyyah dan sebagainya
sehinga dikembangkan dan diarahkan sebaik mungkin. Pada waktu yang sama, Beliau
juga memahami peninggalan-peninggalan sifat jahiliyah yang ada dalam diri para
Sahabat sehingga Beliau menterapinya secara bertahap dan maksimal. Dengan
demikian, potensi-potensi positif para Sahabat dan para pengikut Beliau
mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus dan pada waktu yang sama,
bekas-bekas sifat jahiliyah yang masih tersisa dalam diri mereka dapat hilang
secara bertahap sehingga mereka benar-benar menjadi pribadi-pribadi yang
bersih. Metode yang diterapkan Rasulullah dalam menterapi para Sahabat terkenal
dengan nama “tazkiyatunnafs”.
F. Sebagai
leader/pemimpin, Rasulullah mampu mengatasi probelam / masalah yang muncul
seketika. Kalau Rasulullah belum yakin pada penyelsainnya, biasanya Beliau diam
sampai turun wahyu yang menjelaskan solusi dan inti permasalahanya, seperti “haditsul
ifk” (peristiwa tuduhan palsu) terhadap istri Beliau ‘Aisyah berbuat serong
dengan Shafwan. Dengan kemampuan tersebut, Rasulullah dapat menjalankan tugas
Beliau dengan baik dan maksimal sebagai seorang pemimpin tanpa disbukkan oleh
issu atau hal-hal yang tidak perlu.
G. Sebagai seorang leader/pemimpin, Rasulullah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyelsaikan
permasalahan-permasalah yang muncul di kalangan para Sahabat dan pengikutnya.
Banyangkan, memenej kaum Muhajirin sebagai pendatang di Madinah yang memiliki
karakter pedagang, keras dan tegas dengan kamu Anshar sebagai kaum pribumi di
Madinah yang kebanyakan mereka hdiup sebagai petani yang lembut, santun dan
kadang terkesan lamban, bukanlah perkara mudah. Rasulullah memahami kunci rahasianya,
yakni dengan menciptakan persaudaraan Iman (ukhuwwah Imaniyyah) di antara
mereka. Kalau iman sudah menjadi dasar ikatan, maka ikatan-ikatan lain seperti
nasionalisme, suku, bahasa, warna kulit, status sosial dan sebagainya tidak
lagi menjadi dominan dan pegangan seseorang. Karena ikatan iman adalah ikatan
hakiki untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
H. Sebagai leader/pemimpin, Raulullah memiliki pandangan yang
jauh ke depan (long vision). Long vision ini tentulah berdasarkan risalah Islam
itu sendiri yang cakupan waktunya sampai akhir zaman, yakni sampai akhir umur
dunia ini. Untuk membuktikan betapa jauhnya pandangan Rasulullah ke depan,
beliau melakukan langlah-langlah berikut Pertama, Mentarbiyah dan
mengkader para Sahabat dan pengikutnya dengan tarbiyah yag kuat dan sempurna
dalam semua sisi diri; sisi imani, fikri (intelektualitas), jasadi, siyasi,
jihadi dan iqtishadi persis berdasarkan wahyu yang Allah turunkan pada Beliau,
tanpa sedikitpun mendahulukan pandangan-pandangan atau perasaan pribadi,
kendati Beliau sangat cerdas dalam segala sisi. “ Dan dia tidak
berfikir/berkata kecuali berdasar wahyu yang diwahyukan padanya” (Surah An-Najm
: 3 & 4).
Tarbiyah Nabawiyyah
inilah yang melahirkan the best generation (khairu Ummah) yang mejadi ulama, da’i dan
mujahid-mujahid besar yang di tangan merekalah tersebar Islam ke seluruh
penjuru dunia. Tarbiyah yang Rasulullah jalankan ini bukan hanya melahirkan
generasi terbaik di zamannya, melain mampu pula mewariskannya dengan baik dan
secara kontinu dari satu generasi ke generasi berikutnya selama lebih kurang 13
abad lamanya.
Kedua, Mendirikan
sebuah negara yang kuat di Madinah yang dibangun di atas dasar kekuatan Iman,
Islam, ukhuwwah imaniyyah, hijrah dan jihad, sumber daya manusia yang sangat
berkualitas dan sistem kenegaraan yang sangat moderen mencakup aturan sesama
kaum Muslimin, anatar kaum Muslimin dengan penganut agama lain dan hubungan
internasional (antara Negera Madinah dan Negara-negara lain yang kuat saat itu)
dengan mengirim surat diplomatik Islam kepada para pemimpin yang memiliki
pengaruh kuat saat itu. Negara yang dibangun Rasulullah tersebut bukan hanya
kuat dalam sisi konseptual, melainkan kuat pula dalam menghadapi seranagan dan
upaya-upaya penghancuran yang dilakukan kekuatan-kekuatan dunia saat itu
sehingga berfungsi sebagai pelindung masyarakat dan rakyat yang tinggal di
dalamnya dan pada waktu yang sama kuat pula dijadikan sebagai munthalaq(base camp) penyebaran risalah Islam ke seluruh dunia. Sampai
hari ini kita masih bisa menyaksikan kehebatan dan keisitimewaan kota Madinah
yang dibangun Rasulullah tersebut.
Ketiga, Berhasil
menanamkan pada para Sahabat dan pra pengikutnya, bahwa di balik risalah Islam
yang sangat hak dan adil yang diperjuangkan siang dan malam itu tidak lain
adalah jalan menuju kebahagiaan akhirat, yakni ridho dan syurga Allah yang
kekal abadi, bukan kepentingan dunia yang tidak seberapa lagi fana. Hasilnya,
mereka adalah orang-orang yang berorientasi akhirat dan terlepas dari penyakit
“wahn” (cinta dunia dan takut mati”. Sebab itu tidak heran, seberat apapun
tantangan dan ujian, sesulit apapun jalan kemenangan Islam dan sebahaya apaun jalan
dakwah yang mereka alami, bagi mereka terasa ringan dan menyenangkan. Bahkan
saat-saat yang paling sulit sekalipun, yakni saat dikepung musuh, generasi
Sahabat Rasulullah, malah menjadikannya momen yang menyenangkan, menambah
keimanan, ketakwaan dan tawakkal pada Allh. “yaitu orang-orang berkata kepada
mereka, sesungguhnya manusia sedang berkumpul untuk menyerang kalian, maka
takutlah kalian. (Peristiwa itu) malah menambah keimanan mereka dan mereka
berkata : Cukuplah Allah bagi kami dan Di adalah sebaik-baik tempat menyerahkan
diri”. (Surah Ali Imran : 173).
4.
Sisi Manajemen Leadership Negara dan Pemerintahan
Tidak diragukan
manajemen dan leadrseip/kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam atas negara dan pemerintahannya sangat
sempurna dan tidak ada bandingannya dalam sejarah negara dan pemerintahan
manapun di dunia.
Ada beberpa
karakteristik Negara dan pemerintahan Rasulullah yang membedakanya dengan
negara dan pemerintahan yang ada seperti Persia, Romawi dan sebagainya. Di
antarnya :
A. Negara dan
pemerintahan Rasulullah dibangun atas perintah Allah dengan landasan
mentauhidkan Allah sebagai Tuhan Pemcipta alam semesta (Tauhid Rububiyyah),
Tuhan yang berhak disembah (Tauhid Uluhiyyah/Ubudiyyah) dan Tuhan yang memeliki
nama dan sifat yang amat agung, mulia dan sempurna (Tauhidul Asma’ dan
As-Sifat). (As-Syura : 13 – 15)
B. Dalam menjalankan
dan mememenej Negara dan pemerintahan, Raslullah berpegang teguh pada wahyu
Allah dalam semua aspeknya seperti, aspek hukum, perundang-udangan, keuangan
Negara, bisnis, ekonomi, pelayanan sosial, pendidkan, jihad (pertahanan dan
keamanan) dan seterusnya. (Al-Maidah : 49 – 50). Dengan demikian, sandaran atau
tempat tawakkal Rasulullah hanya Allah terwijud dalam kehidupan nyata.
C.Sebagai pemimpin
tertinggi pemerintahan Islam, Rasulullah juga merangkap sebagai panglima
perang. (Al-Anfal : 60 – 65)
D. Sebagai kepala
Negara, Rasulullah juga sebagai Hakim Agung yang sangat adil dan tak pernah
melakukan tebang pilih dalam penegakan hukum, kendati terhadap keluarga
terdekat sekalipun. (An-Nisa’ :58 dan 65)
E. Sebagai kepala
Negara, Rasulullah juga sebagai legislator dalam batas-batas yang Allah
tentukan. (Al-Hasyar : 7) Bahkan Allah menjamin semua yang diucapkan dan
diputuskan Rasulullah sudah sudah menjadi hukum dan peraturan dan dianggap
sesuai dengan wahyu-Nya. (An-Najm : 2 -5) Jika tidak sesuai, Allah langsung
menegur Beliau agar dibatalkan atau disesuaikan dengan wahyu-Nya. (At-Tahrim:
1)
F. Sebagai kepala
Negara dan pemerintahan, Rasulullah juga sebagai Da’i (penyeru risalah Islam)
utama dalam menyampaikan, mengajarkan, menerapkan dan mendakwahkan ajaran islam
kepada umatnya dan kepada semua masnusia tanpa terkecuali, baik Arab maupun
Ajam (non Arab). (Al-Ahzab : 45 – 48 dan Saba’ : 28)
G. Dalam praktek manajemen
dan leadership Rasulullah dalam Negara dan pemerintahan, Beliau mampu
memposisikan diri sebagai ayah, sebagai guru ilmu, sebagai guru ruhy
(spiritual) dan sebagai panglima perang. Lengkaplah sudah sisi manajemen dan
leadership yang Rasulullah ajarkan dan amalkan sehingga Beliau menjadi sosok
keteladanan yang sempurna bagai orang yang mengharapkan syurga Allah dan
bertemu dengan-Nya di akhirat kelak. (Al-Ahzab : 21)
Sesungguhnya rahasia
keberhasilan manajemen dan leadership Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam dalam semua sisi kehidupan seperti yang
dijelaskan di atas merupakan taufiq dan bimbingan Allah Subahanahu Wata’ala.
Rasulullah adalah hamba pilihan Allah yang sangat spesial sehingga memiliki
sifat-sifat dan kepribadian yang sangat mulian dan sempurna dalam memenej dan
memimpin negera dan kehidupan uamatnya. Jika kita ingin sukses dalam
menjalankan kehidupan sekarang ini, baik sebagai anggota masyaralat, kepala
rumah tangga, pemimpin kelompok/jamaah dakwah dan bahkan pemimpin Negara, kita
harus siap mencontoh style manajemen danleadership Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam.
Syekh Yusuf Muhyiddin
Fayiz Al-Asthul menjelaskan, tidak kurang dari 22 sifat manajerial dan
leadership yang dimiliki Rasulullah. Semua sifat tersebut dapat dilihat dengan
jelas melalui berbagai kasus dan kondisi yang dialami Rasulullah selama 23
tahun umur dakwah dan jihad yang Beliau jalankan. Ke 22 sifat tersebut ialah :
1. Memiliki keinginan dan tekad baja.
2. Sabar, lapang dada dan kemampuan menghadapi
resiko.
3. Rasa tanggung jawab yang sangat tinggi dan
kemampuan memikulnya.
4. Memiliki visi dan startegi jangka panjang.
5. Mampu mengendalikan emosi sehingga setiap
langkah dan strategi diputuskan dengan tenang, tidak dengan tergesa-gesa.
6. Mengikatkan para pengikutnya kepada akidah, pemikiran
dan prinsip-prinsip Islam, dan bukan kepada pribadi/manusia.
7. Menjadikan Syura sebagai prinsip utama
manajemen dan kepemimpinan.
8. Fleksibelitas dalam penerapam kepemimpinan
dalam hal-hal teknis dan tidak terkait prinsip.
9. Menguasai dan memahami betul kemampuan setiap
pengikut dan prajurutnya.
10. Mampu menyusun job description para prajurut dan Sahabatnya sesuai kapasitas
dan kemampuan yang mereka miliki.
11. Terlibat secara langsung melakukan apa
yang diperintahkan pada parajurit dan Sahabatnya.
12. Kemampuan menyimpan rahasia dan membuat
alibi yang tepat, tanpa melakukan kebohongan.
13. Kemampuan mengenal psikologi musuh dan apa
jalan yang tebaik untuk mempengaruhi mereka.
14. Kemampuan melakukan perang saraf.
15. Kemampuan meredam berbagai serangan dan
pukulan berat yang datang dari musuh.
16. Tegar dalam prinsip dan mampu memenej
masa-masa kritis dan issu negatif yang dimunculkan musuh.
17. Memahami berita dan kondisi politik
negara-negara di sekitar serta perkembangannya.
18. Mengajarkan leadership kepada para Sahabat
sejak dini.
19. Kemampuan mencetak para leader/qadah dalam
berbagai lapangan.
20. Pemaaf dan toleran dalam hal-hal yang
bukan prinsip.
21. Tawadhu’ (rendah hati) dan mau
mendengarkan dengan baik masukan Sahabat dan prajuritnya sampai yang memebri
masukan selesai berbicara.
22. Kemampuan mengontrol dan mengevaluasi.
Demilkianlah 4 sisi
manajemen dan leadership/kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam. Tulisan pendek ini tentulah tidak mampu
mencerminkan keindahan dan keistimewaan manajemen dan leadership Rasulullah dengan lengkap dan sempurna. Mari
kita perlajari siroh Rasulullah secara mendalam agar kita dapat memahami bahwa
dalam masa yang tidak terlalu lama, yakni 23 tahun dakwah, Rasulullah berhasil
menerapkan semua nilai dan konsep Islam menjadi sebuah realitas kehidupan dalam
semua aspeknya. Inilah yang memudahkan generasi-generasi berikutnya untuk
meyakini, menerapkan dan mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru alam.
Apa yang dijalankan
dan dilakukan Rasulullah bukanlah perkara biasa, melaikan suatu mukjizat yang
bermuara dari Kehendak dan Kekuasaan Allah Ta’ala, Tuhan semesta alam.
Sedangkan Beliau tidak lain adalah manusia seperti manusia lainnya. Jika kita
ingin mengulangi Mukjizat Robbani tersebut sehingga dapat mengeluarkan uamat
Islam yang sedang terperosok ke dalam berbagai jurang kehidupan saat ini, maka
tidak lain yang kita lakukan kecuali mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam dan menjadikan Beliau sebagai teladan utama
dalam semua sisi kehidupan. Kita tidak perlu mencari teladan lain selain Beliau karena hanya
akan menyebabkan kegagalan demi kegagalan sebagaimana yang dialami umat Islam
sekitar satu abad belakangan ini. Nilai dan manhaj yang dibawa Rasulullah sudah
Allah rancang akan selalu sesuai dengan zaman, sampai dunia ini Allah
hancurkan. Allah menjelaskan :
“Sungguh dalam diri
Rasulullah itu terdapat keteladan yang yang baik bagi kalian; yakni bagi
orang-orang yang berharap (berjumpa) Allah dan akhirat (syurga), dan mengingat
Allah dengan banyak. Dan ketika kaum Mukmin melihat pasukan multinasional itu,
maka mereka berkata : Ini adalah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan (peristiwa itu) tidak menambah bagi mereka kecuali
keimanan dan penyerahan diri secara total (kepada Allah)”. (Surah Al-Ahzab : 21
& 22)
Yaa Rabb… Kami
mencintai-Mu dan Rasul-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam, maka anugerahkanlah kepada kami kemampuan
untuk menjadikan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam teladan utama dalam menjalankan kehidupan ini
agar kami selamat di dunia dan dapat berkumpul bersamanya kelak dalam
syurga-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar